Senin, 09 April 2012

PERANGKAP DAN PENGHADANG (TRAP AND GUIDING BARRIERS) Bubu Gurita


PERANGKAP DAN PENGHADANG (TRAP AND GUIDING BARRIERS)
Bubu Gurita

1. Definisi dan Klasifikasi
   
Bubu adalah alat tangkap ikan yang dipasang secara tetap di dalam ait untuk jangka waktu tertentu yang memudahkan ikan masuk dan mempersulit keluarnya. Bubu gurita adalah alat penangkap gurita yang terbuat dari karet ban (Martasuganda 2003). Bubu gurita diklasifikasikan ke dalam kelompok perangkap (traps) (Martasuganda 2003).

2. Konstruksi Alat Penangkap Ikan

Bubu Gurita biasanya terbuat dari bahan keramik, cangkang kerang, karet, dan lain-lain. Untuk bubu keramik, lebar mulut (pintu masuk) antara 15 – 25 cm, tinggi 30 – 40 cm, diameter bawah 15 – 20 cm. dan berat antara 1 – 1,5 kg. Untuk bubu cangkang kerang bisa memakai cangkang kerang dari jenis scaphara subrenata, rapanathoma siana yang ukuran panjangnya 15 – 20 cm ataupun dapat menggunakan jenis cangkang kerang lain dengan ukuran yang sama.
            Menurut Martasuganda (2003), bagian-bagian bubu gurita yaitu sebagai berikut.
a) Badan (body), seperti rongga (berbentuk silinder) yang terbuat dari karet ban, berfungsi sebagai tempat target tangkapan terkurung; dan
b) Mulut berbentuk lingkaran, merupakan lubang tempat masuknya gurita ke dalam bubu.
Bubu gurita terdiri dari tali dan kawat pengikat, pintu masuk serta penutup bubu. Bahan untuk membuat bubu gurita adalah ban bekas dengan diameter penutup 10 cm dan panjang 40 cm (Martasuganda 2003). Menurut kelompok kami, parameter utama dari bubu gurita adalah ukuran mulut bubu gurita.
3. Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan
3.1 Kapal
            Perahu motor digunakan sebagai alat transportasi nelayan (Martasuganda 2003).


3.2 Nelayan
     Untuk mengoperasikan bubu gurita dibutuhkan 1-2 orang nelayan yang bertugas memasang bubu gurita dan mengambil hasil tangkapan dari bubu gurita (Martasuganda 2003).
3.3 Alat Bantu
      Alat bantu pada pengoperasian bubu gurita yaitu gardan yang bisa dibuat dari bambu, kayu atau besi yang berfungsi untuk membantu dalam proses setting dan hauling bubu gurita (Martasuganda 2003).
4. Metode Pengoperasian Alat
   
Metode pengoperasian dari bubu gurita pada prinsipnya hampir sama dengan metode pengoperasian bubu lainnya hanya saja dalam pengoperasian bubu gurita tidak memakai umpan. Metode pengoperasiannya adalah dengan memasang bubu gurita di perairan yang diperkirakan banyak terdapat target tangkapan. Pemasangan dan pengangkatan bubu dilakukan setiap hari di pagi hari. Lama perendaman tergantung nelayan yang mengoperasikannya sesuai dengan pengalaman, tapi umumnya antara 2-3 hari. (Martasuganda 2003).
Sama dengan bubu lain pengoperasiannya, tetapi tidak menggunakan umpan. Lama pengoperasian umumnya dua hingga tiga hari. Pemasangan dan pengangkatan bubu dilakukan setiap pagi hari.
Bubu diuntai satu demi satu dengan jarak enam hingga sepuluh meter. Dalam satu set biasanya dipasang 20 – 30 buah bubu tergantung dari kapasitas perahu yang digunakan. (Ayodhyoa 1974)
5. Daerah Pengoperasian
            Daerah pengoperasian bubu gurita yaitu dasar perairan yang berlumpur atau berpasir, berarus kecil dengan kedalaman antara 5-40 m (Martasuganda 2003).


6. Hasil Tangkapan
    Hasil tangkapan bubu gurita adalah gurita jenis Ocellated actopus, yaitu: Octopus oceltus, Octopus vulgaris dan Octopus dofleins (Martasuganda 2003).

Daftar Pustaka
Ayodhyoa, A.u. M.Sc. 1974. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Jakarta.
Martasuganda S. 2003. Bubu (Traps). Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.


2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. thanks gan semoga infonya bermanfaat ya buat ane
    http://mni1612.student.ipb.ac.id

    BalasHapus