Senin, 16 April 2012

Pancing (pole and line)


PANCING
Jenis-jenis pengangkapan ikan yang menggunakan pancing biasa disebut dengan Line Fishing.  Istilah lain biasa juga disebut  dengan hook and line atau angling yaitu alat penangkapan ikan yang terdiri dari tali dan mata pancing.  Semua alat tangkap tersebut dalam teknik penangkapannya menggunakan pancing.  Umumnya pada mata pancingnya dipasang umpan, baik umpan asli maupun umpan buatan yang berfungsi untuk menarik perhatian ikan.  Umpan asli dapat berupa ikan, udang, atau organisme lainnya yang hidup atau mati, sedangkan umpan buatan dapat terbuat dari kayu, plastic dan sebagainya yang menyerupai ikan, udang atau lainnya.
Dibandingkan dengan alat-alat penangkapan ikan lainnya, alat pancing inilah yang prinsipnya tidak banyak mengalami kemajuan.  Karena hanya melekatkan umpan pada mata pancing, lalu pancing diberi tali.  Setelah umpan dimakan ikan maka mata pancing juga akan termakan oleh ikan dan dengan tali manusia menarik ikan ke kapal atau ke darat.  Dalam teknisnya banyak mengalami kemajuan, misalnya benang yang dipakai berwarna sedemikian rupa sehingga tidak tampak dalam air, umpan diberi bau-bauan sehingga dapat memberikan rangsangan  untuk dimakan, bentuknya diolah sedemilian rupa sehingga menyerupai umopan yang umum disenangi oleh ikanyang menjadi tujuan penangkapan  secara alamiah (Ayodhyoa, 1981).
Sebagai alat penangkapan ikan, alat pancing terdiri dari mata pancing, tali pancing, umpan dan berbagai perlengkapan lainnya seperti joran, pelampung, pemberat, dan lain-lain.  Dibandingkan dengan alat penangkapan ikan lainnya, menurut Ayodhyoa (1981) alat penangkapan ini mempunyai segi-segi positif yaitu :
  1. Alat-alat pancing tidak susah dalam strukturnya dan operasinya dapat dilakukan dengan mudah.
  2. Organisasi usahanya kecil, sehingga dengan modal sedikit usaha sudah dapat berjalan (bergantung jenis usaha pancingnya), manusia sedikit usaha sudah dapat dijalankan.
  3. Syarat-syarat fishing groundnya relative sedikit dan dapat dengan bebas memilih.
  4. Pengaruh cuaca, suasana laut dan sebagainya relatif  kecil.
  5. Ikan-ikan yang tertangkap seekor demi seekor sehingga kesegarannya dapat dijamin.
Namun ada pula beberapa kelemahannya yaitu :
  1. Dibandingkan dengan perikanan jarring, maka untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak jumlahny dalam waktu yang singkat tidak mungkin dilakukan.
  2. Memerlukan umpan, sehingga ada tidaknya umpan akan berpengaruh terhadap jumlah kali operasi yang dapat dilakukan.
  3. Keahlian perseorangan sangat menonjol, pada tempat, waktu dan syarat-syarat lainnya sama, hasil tangkapn yang diperoleh belum tentu sama dengan orang lain.
  4. Pancing terhadap ikan adalah pasif, dengan demikian tertangkapnya ikan tersebuut sangat ditentukan oleh tertariknya ikan untuk memakan umpan.
Pancing adalah salah satu alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat ramai, terlebih dikalangan nelayan.  Pada prinsipnya pancing ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu tali (line), dan mata pancing (hook).  Tali  pancing biasa  dibuat dari bahan benang katun, – nilon, – polyethilene, plastik (senar), dal lain-lain.  Sedangkan mata pancingnya (mata kailnya) dibuat dari kawat baja, – kuningan atau bahan lain yang tahan karat.  Mata pancing tersebut umumnya ujungnya berkait balik, namun ada juga yang tanpa kait balik.  Jumlah mata pancing yang terdapat pada tiap perangkat (satuan) pancing itu bisa tunggal maupun  ganda (dua – tiga buah) bahkan banyak sekali (ratusan sampai ribuan) tergantung dari jenis pancingnya.  Sedangkan ukuran mata pancing bervariasi, disesuaikan dengan besar kecilnya ikan yang akan ditangkap (dipancing) (Subani dan Barus, 1989).
Berbeda jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka berbeda pula pancing yang digunakan.  Dengan demikian, struktur pancing juga akan berbeda, sehingga akan terlihat banyak sekali variasi dari alat pancing.   Sehubungan dengan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka fishing ground dimana ikan itu berada akan berbeda pula kondisinya, dengan demikian maka cara yang akan dilakukan akan berbeda.
Pada garis besarnya line fishing banyak jenisnya, tetapi dapat dikelompokan dalam beberapa kelompok (Von Brandt, 1984) yaitu :
  1. Hand lines, yaitu pancing yang paling sederhana.  Biasanya hanya terdiri dari pancing, tali pancing dan pemberat serta dioperasikan oleh satu orang dan tali pancing langsung ke tangan.
  2. Pole and line, yaitu pancing yang digunakan khusus menangkap ikan-ikan cakalang, tuna, dan tongkol, pancing ini terdiri dari joran, tali pancing dan umpan.  Dioperasikan secara bersama di atas kapal.
  3. Set lines, yaitu pancing yang dipasang secara menetap dalam jangka tertentu.  Pancing ini terdiri dari tali pancing, pancing, dan umpan kemudian dipasang secara tetap di suatu perairan.
  4. Bottom long lines, yaitu pancing yang dipasang di dasar perairan, biasanya khusus menangkap ikan-ikan demersal.
  5. Drift lines, yaitu pancing yang dipasang di permukaan atau pertengahan air dan dihanyutkan sampai jangka waktu tertentu.
  6. Troll lines, yaitu pancing yang dalam operasinya ditarik dengan perahu.
Dilihat dari cara pengoperasiannya pancing-pancing tersebut bisa dilabuh (pancing ladung, rawai biasa, rawai cucut), ditarik dibelakang perahu/kapal yang  sedang dalam keadaan berjalan (trolling) baik menelusuri lapisan permukaan air, lapisan tengah (pancing cumi-cumi) maupun di dsar perairan (pancing garit/dragged line), dihanyutkan (rawai tuna, tuna long line).  Penangkapan dengan pancing dapat dilakukan baik pada siang maupun malam hari dan dapat digunakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim (Subani dan Barus, 1989).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar