Senin, 09 April 2012

Ladung Kima (Hanging Spears)



Ladung Kima (Hanging Spears)

1. Definisi dan Klasifikasi
            Ladung kima adalah alat tangkap yang didesain khusus untuk menangkap kima, terdiri dari pemberat yang bagian bawahnya diberi mata ladung atau kadang tanpa dilengkapi mata ladung. Pada prinsipnya, ladung kima terdiri dari jari-jari yang ujungnya melengkung dan lancip yang fungsinya untuk mencengkeram. Ladung kima diklasifikasikan ke dalam alat pengumpul (Subani dan Barus 1989).

2. Konstruksi Alat Penangkap Ikan
            Ladung kima bertujuan untuk menjepit atau melukai target tangkapan, terdiri dari 3 bagian utama, yaitu pemberat, penjepit (gigi) dan tali penarik. Pada umumnya, ladung kima memiliki pemberat yang terbuat dari kayu, cor-coran semen atau besi berbentuk empat persegi yang pada keempat sudutnya terdapat jari-jari/kaki/sepit (dari besi) yang ujungnya melengkung dan lancip, berfungsi untuk membuat ladung kima tenggelam. Selain itu, pemberat juga berfungsi untuk membuka dan memperkecil cakupan pencengkeraman. Penjepit terbuat dari besi, dengan panjang jari-jari/kaki/sepit ± 30 cm, berfungsi untuk menjepit target tangkapan. Tali penarik berfungsi untuk menarik ladung yang telah dijatuhkan ke dalam perairan dan untuk menggerakkan penjepit jika tali penarik dikencangkan. Parameter utama dari ladung kima adalah mata ladung (Copland 1988).

3. Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan
3.1 Kapal
            Perahu layar digunakan sebagai alat transportasi nelayan ke fishing ground (daerah penangkapan) (Subani dan Barus 1989).
3.2 Nelayan
            Jumlah nelayan yaitu 2 orang nelayan, satu orang bertugas untuk mencari ladung kima dengan bantuan teropong air dan satu orang bertugas untuk mengoperasikan ladung kima (Subani dan Barus 1989).

3.3 Alat Bantu
            Alat bantu yaitu teropong air yang berfungi untuk membantu nelayan melihat dan mencari ladung kima di dalam air (Subani dan Barus 1989).
3.4 Umpan
            Pengoperasian ladung kima tidak menggunakan umpan karena ladung kima dijatuhkan langsung pada kima (Subani dan Barus 1989).
4. Metode Pengoperasian Alat
            Pengoperasian ladung kima dilakukan dengan cara menjatuhkan ladung kima pada kima (giant clams) yang sedang menganga (cangkangnya terbuka). Ketika kima tersentuk penjepit (benda keras), secara otomatis kima akan mengatupkan cangkangnya yang dalam hal ini berarti kima tertangkap karena cengkeraman yang kuat dari katupan cangkangnya. Setelah kima tertangkap, tali penarik ditarik untuk mengangkat ladung kima dari perairan (Subani dan Barus 1989).
5. Daerah Pengoperasian
            Daerah pengoperasian ladung kima umumnya di perairan dangkal berpasir yang jernih, dengan kedalaman 18-20 m, berjarak sekitar 1 km dari pantai (Copland 1988). Distribusi ladung kima yaitu di Nusa Tenggara Barat (Teluk Waworada, Teluk Sapek, Teluk Saleh, Teluk Bima dan Kepulauan Komodo) (Subani dan Barus 1989).
6. Hasil Tangkapan
            Hasil tangkapan ladung kima adalah kima (giant clams), batu laga (green snails), kepala kambing (cassis) dan lola (trochus) (Subani dan Barus 1989).
Daftar Pustaka
Copland JW dan Lucas JS (eds). 1988. Giant Clams in Asia and the Pacifik. Australian Centre of International Agricultural Research. Canberra. 274.
Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar