Terumbu karang merupakan habitat berbagai jenis organisme laut
pada tingkatan invertebrata seperti moluska, krustasea, dan jenis-jenis
hewan bertulang belakang seperti ikan karang, penyu, mamalia laut
(duyung), dan rumput laut. Jenis komoditi tersebut memiliki nilai
ekonomis tinggi dan merupakan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan bila pemanenannya dapat dikendalikan secara lestari. Jika
terumbu karang dibiarkan rusak dan hancur maka akan terjadi kepunahan
organisme penghuninya dan akan kehilangan sumberdaya perikanan yang
nilai ekonominya tinggi. Terjadinya kerusakan terumbu karang yang saat
ini telah meluas hampir di semua wilayah Indonesia mengancam kelestarian
keanekaragaman hayati terumbu karang dan keberadaan ekosistem pant
a
i
.
|
Pengamatan habitat dasar ekosistem terumbu karang, yang terdiri atas karang batu (hard coral) dan berbagai organisme bentik lainnya, dilakukan dengan cara membentangkan rol meter sebagai transek garis sepanjang 50 meter sejajar dengan garis pantai, sedangkan transek kuadrat diletakkan pada meter ke 10, 20, 30, 40, dan 50. Pengambilan data transek kuadrat dilakukan dengan metode belt transek dan pengamatan biota pengisi habitat dasar didasarkan pada bentuk pertumbuhan (life form) (English et al. 1994). Pencatatan Data Life Form Karang (Sumber: English et. al., 1994) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar