Sektor
kelautan dan perikanan memiliki peranan penting dan berkontribusi
positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena potensinya yang sangat
besar. Dimana, nilai potensi dan kekayaan sumber daya alam yang
terdapat pada sektor kelautan dan perikanan diproyeksikan mencapai US$
171 miliar per tahun. Oleh karena itu, kedepan pengarusutamaan
(mainstreaming) sektor kelautan dan perikanan dalam pembangunan nasional
harus terus didorong, salah satunya melalui kegiatan promosi berskala
internasional. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan
Sharif C. Sutardjo pada acara Grand Launching Marine and Fisheries Expo
and Conference 2014 di Jakarta (13/8).
Sharif
menjelaskan, potensi dan kekayaan sumberdaya alam tersebut meliputi
perikanan, pariwisata bahari, energi terbarukan, mineral di dasar laut,
minyak dan gas bumi, pelayaran, industri maritim dan jasa kelautan.
“Secara rinci nilai potensi tersebut meliputi perikanan US$ 32 miliar,
wilayah pesisir US$ 56 miliar, bioteknologi US$ 40 miliar, wisata bahari
US$ 2 miliar, minyak bumi US$ 21 miliar dan transportasi laut US$ 20
miliar”, ungkap Sharif.
Menurut Sharif, penyelenggaraan Marine and Fisheries Expo and Conference
(MFEC) 2014 memiliki arti penting dalam mengkomunikasikan peran penting
sektor kelautan dan perikanan pada seluruh stakeholders termasuk
masyarakat luas. Selain itu, kegiatan ini merupakan sarana yang tepat
dalam mempromosikan produk, jasa dan teknologi serta peluang investasi
dibidang kelautan dan perikanan. “Penyelenggaraan tersebut akan hadir
berbagai pemangku kepentingan baik pemerintah, lembaga internasional,
akademisi, investor dan pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan dari
dalam maupun luar negeri”, kata Sharif.
Kegiatan
MFEC 2014 akan dibagi menjadi dua tahapan. Pertama, MFEC 2014 yang akan
dilaksanakan pada tanggal 27-29 Agustus 2014 dengan tema Fisheries for Food Security yang difokuskan pada bidang kegiatan perikanan. Kegiatannya meliputi Indonesia Aquaculture Expo and Seminar (Indo Aqua), Indonesia Pear Festival (IPF), Indonesia Seafood Expo (ISE), Indonesian Ornamental Fish Non Edible Product Expo (INOFEX) serta Business Conference sektor kelautan dan perikanan. “Sedangkan tahap kedua adalah Ocean Investment Summit pada akhir bulan September 2014 dan akan didukung juga dengan expo dari tujuh sektor ekonomi maritim”, jelas Sharif.
Industrialisasi Kelautan dan Perikanan
Sharif
menambahkan, pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan
selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan. Hal tersebut
ditunjukan dengan hasil pembangunan kelautan dan perikanan yang telah
dicapai dalam waktu dua tahun terakhir ini, antara lain didorong oleh
penerapan kebijakan percepatan industrialisasi kelautan dan perikanan.
“Industrialisasi kelautan dan perikanan pada dasarnya merupakan
pengembangan dan penguatan industri berbasis sumberdaya domestik, yang
pastinya memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) yang
tinggi”, jelas Sharif.
Menurut
Sharif, industri di sektor kelautan dan perikanan kian strategis,
mengingat industri ini memiliki keterkaitan dengan sektor sektor
lainnya, baik keterkaitan ke belakang (backward linkages) maupun
keterkaitan ke depan (forward linkages). “Oleh karena itu, sektor
kelautan dan perikanan memiliki potensi dijadikan sebagai motor
penggerak perekonomian daerah maupun nasional”, tambahnya.
Sharif
menegaskan, kebijakan percepatan pembangunan kelautan dan perikanan
melalui industrialisasi, pada hakekatnya didasarkan pada konsep blue
economy. “Sekali lagi saya tegaskan, penerapan konsep blue economy dalam
industrialisasi kelautan dan perikanan adalah sangat penting, karena
untuk mengoreksi pola industrialisasi konvensional yang sering merusak
lingkungan, boros sumberdaya dan energi, dan menimbulkan kesenjangan
sosial”, ujar Sharif.
Blue economy
diharapkan dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien,
tanpa limbah, namun dapat melipatgandakan manfaat ekonomi, membuka
lapangan kerja lebih luas, meningkatkan pendapatan masyarakat dan
sekaligus melindungi lingkungan dari kerusakan.
Jakarta, 13 Agustus 2014
Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi
Pelaksana Tugas
Anang Noegroho
Narasumber :
1. Saut P. Hutagalung
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
2. Anang Noegroho
Plt. Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi
--
Pusat Data Statistik dan Informasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari I lantai 3A
JL. Medan Merdeka Timur No.16
Jakarta Pusat 10110
Telp. (021) 3519070 ext. 7440
Fax. (021) 3519133
Tidak ada komentar:
Posting Komentar