Draf Proposal
Hari/Tanggal: Kamis/24 Maret 2011
m.k. Instrumentasi dan Robotika Asisten :
Kelautan
Remotely
Operated Vehicle (ROV)
Oleh :
Kelompok 7 :
Abdul Rahman Putra C54090001
Luthfy Nizarul Fikry C54090032
Hendi Santoso C54090034
Isnaini Prihatiningsih C54090043
Budi Utami H.P C54090056
LABORATORIUM AKUSTIK DAN INSTRUMENTASI
ROBOTIKA KELAUTAN
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
adalah negara dengan Sumber daya laut yang sangat luas. Lebih dari 2/3 luas
Indonesia adalah laut. Begitu juga dengan bumi, lebih dari 2/3 bagian bumi
atrau dunia ini adalah lautan, karena
itu usaha – usaha untuk
menciptakan teknologi yang bisa memajukan dunia kelautan dari masa kemasa selalu berkembang. Laut memiliki keanekaragaman yang melimpah
dan unik, di laut kita bisa menemukan makhluk hidup dari jenis hewan hingga jenis
tumbuhan, dari yang berukuran besar hingga kecil, dari yang berfungsi sebagai
pangan, obat- obatan bahakan untuk perhiasaan ada di laut. Melihat semua
potensi yang sanagt menjanjikan dari sumber daya laut, apa lagi laut Indonesia
yang berada dikawasan tropis yang kaya raya, tidak berlebihan kiranya bahwa
usaha- usaha untuk meningkatkan teknologi yang dapat mengarap semua potensi
yang kita miliki semakin gencar dilaksanakan, bahakan bisa dikatakan bahwa kita
harus untuk melakukan penelitaian – penelitian tentang robot dan teknologi
yang bisa memberikan kita kemudahan
dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya laut yang kita miliki.
Salah
satu tekhnologi di bidang kelautan yang bisa
dimanfaatkan untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan kemakmuran yang ada
di lautan adalah Remotely Operated Vehicles. Remotely Operated Vehicles atau
ROV merupakan robot kelautan yang memiliki kemampuan untuk mengamati benda –
benda yang ada dilautan. Keistimewaan alat ini adalah karena fungsinya yang
memberikan kemudahan kepada manusia untuk tidak perlu masuk dan menyelam
kelautan dalam mengamati berbagai sumer daya yang ada dilautan. Dengan ROV
seseorang peneliti hanya perlu melihat data – data yang terekam oleh ROV yang
dimasukan kelaut didalam sebuah monitor yang terhubung dengan ROV yang
dimasukan kedalam laut.
Menurut
Marine Technology Society ROV Committee's "Operational Guidelines for
ROVs" (1984) dan the National Research Council Committee's "Undersea
Vehicles and National Needs" (1996), didefinisikan bahwa ROV (Remotely
Operated Vehicle) pada dasarnya sebuah robot bawah laut yang dikendalikan oleh
operator ROV, untuk tetap dalam kondisi yang aman, pada saat ROV bekerja di
lingkungan yang berbahaya. Sistem ROV terdiri atas vehicle (atau sering disebut
ROV itu sendiri), yang terhubung oleh kabel umbilical ke ruangan kontroldan
operator di atas permukaan air (bisa di kapal, rig atau barge). Juga sistem
kendali, sistem peluncuran dan sistem suplai tenaga listrik maupun hidrolik.
Melalui kabel umbilical, tenaga listrik dan hidrolik, juga perintah-perintah,
atau sinyal-sinyal kontrol, disampaikan dari ruang control ke ROV, secara dua
arah. ROV dilengkapi dengan peralatan
atau sensor tertentu seperti kamera video, transponder, kompas, odometer, bathy
(data kedalaman) dan lain-lain tergantung dari keperluan dan tujuan surveinya.
Karena
kecanggihan dari ROV, ROV telah banyak memberikan kontribusi terhadap kemajuan
dunia kelautan dunia. ROV tidak asing lagi dipakai dalam bidang perminykan,dan gas lepas pantai,, baik
di dalam negeri maupun diluar negeri. Mulai dari perencanaan , pemasangan atau
kontruksi sampai dengan perawatan fasilitasa bawah laut tidak lepas dari peran
ROV. Demikian juga untuk keperluan pertambangan, jasa ROV pernah digunakan oleh
salah satu perusahaan tambang emas di Sumbawa pada tahun 1999-2000 dalam rangka
pemasangan dan monitoring tailing line (pembuangan limbah) di palung laut selat
Alas, Nusa Tenggara Barat.
Melihat
begitu banyak manfaat yang didapat dari ROV maka tidak salah rupanya jika
banyak peneliti yang mengembangkan ROV. Hal ini juga yang membuat bahwa
mempelajari ROV adalah sangat penting bagi mahasiswa tekhnologi kelautan untuk
dapat memahami dasar – dasar menegenai ROV dengan harapan bisa mengembangkan
ROV dan menciptakan ROV yang semakin canggih untuk kemaslahatan dan
kesejahteraan umat manusia.
1.2
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami pengetahuan dasar
tentang ROV (Remotely Operated
Vehicle) dan bisa merakit serta membuat ROV sederhana untuk kepentingan observasi
bawah air.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi ROV
Teknologi robot bawah
air (ROV) dalam aplikasinya ternyata telah menghasilkan efisiensi kinerja bila
dibandingkan dengan cara konvensional, bahkan ROV mampu menjalankan tugas yang
teknologi konvensional tidak mampu melakukannya. Dengan ROV, banyak sekali penemuan-penemuan
besar terjadi sehingga keberadaan ROV sampai saat ini sangat dibutuhkan untuk
melaksanakan misi didalam air.
Remotely Operated Vehicle (ROV) adalah
kendaraan bawah air yang gerakannya dikendalikan secara langsung oleh manusia
melalui remote control dari atas
permukaan air. Robot penyelam termasuk dalam jenis robot atau kendaraan bawah
air yang tergolong ROV. Robot penyelam adalah robot yang mampu bergerak di
dalam air. Gerakan yang dapat dilakukan adalah naik dan turun/menyelam. Gerakan
ke atas timbul akibat adanya gaya dorong dari putaran propeller, sedangkan
untuk gerak menyelam disebabkan oleh berat beban dari robot (saat kondisi motor
off). Robot ini dikontrol dengan
menggunakan remote kontrol 4 kanal yang menggunakan RF. Robot dijalankan untuk
5 keadaan yaitu start, naik, turun, kembali ke posisi semula, dan menghentikan
robot. Perencanaan sistem meliputi perencanaan driver, mekanik, dan software. (Fattah,
2009)
2.2
Komponen Elektronika Penyusun ROV
2.2.1.
Pengendali 3 Motor ROV
Pengendali 3 motor ROV ini adalah suatu kontroller
manual berupa switch dan saklar
sederhana sehingga menghasilkan pengendali motor DC 12V sebanyak 3 buah untuk
digerakkan di dalam air. Motor dilapisi electric tape dan silicon rubber untuk
mencegah dari masuknya air ke dalam. Propeller yang digunakan di dalam air
adalah kipas dari fan komputer agar menghasilkan gaya dorong yang kuat. Motor
DC dipilih 12V berukuran cukup besar agar memiliki torsi yang kuat untuk
berputar di dalam air yang berhambatan besar. ROV didesain sedemikian rupa agar
kestabilan dapat tercapai secara fisik. (Dameitry, 2011)
Gambar 1. Pengendali 3 Motor
Sumber: http://www.workshopitb.com/?page_id=420
2.2.2.
Motor DC
Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi
tenaga mekanis dimana gerak tersebut berupa putaran dari motor. Motor DC pada
saat ini digunakan pada industri yang memerlukan gerakan dengan kepresisisan
yang tinggi untuk pengaturan kecepatan pada torsi yang konstan (Fauzi, 2009).
Motor DC terdiri atas dynamo, komutator,
dan kutub medan. Jika tegangan dinamo dinaikkan maka kecepatan akan meningkat,
sementara itu jika arus medan dinaikkan maka kecepatan akan meningkat. Motor DC
biasanya digunakan untuk perangkat atau alaat yang membutuhkan torsi yang
besar. Motor servo memiliki sistem closed
feedback dimana akan dikirimkan feedback
posisi dari motor ke rangkaian kontrol yang terdapat pada motor servo (Hidayat,
2008).
Gambar 2 Bentuk motor DC
2.2.2.1 Bagian-bagian Motor DC
Motor DC mempunyai dua
bagian dasar yaitu :
1) Bagian diam/tidak
berputar (Stator) Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari
sebuah koil (elektromagnetik) atau magnet permanen.
Bagian stator terdiri
dari bodi motor yang memiliki magnet yang melekat padanya. Untuk motor kecil,
magnet tersebut adalah magnet permanen sedangkan untuk motor besar menggunakan elektromagnetik.
Kumparan yang dililitkan pada lempenglempeng magnet disebut kumparan medan.
2) Bagian berputar
(Rotor)
Rotor ini berupa
sebuah koil dimana arus listrik mengalir. Suatu kumparan motor akan berfungsi
apabila mempunyai Kumparan medan,berfungsi sebagai penghasil medan
magnet.Kumparan jangkar, berfungsi sebagai pembangkit GGL pada konduktor yang
terletak pada laur-alur jangkar.Celah udara yang memungkinkan berputarnya
jangkar dalam medan magnet.
2.2.3.
Remote Kontrol
Untuk mengendalikan navigasi/pergerakan robot bawah
air dapat digunakan bermacam-macam
sistem kendali, seperti kontrol dengan kabel ataupun tanpa kabel. Beberapa
peneliti sebelumnya telah mengaplikasikan kontrol tanpa kabel (remote control)
pada robot buatannya. Agar robot dapat dikendalikan dengan navigasi yang lebih
baik maka robot juga dilengkapi dengan kamera. Selain untuk navigasi, kamera
juga berfungsi untuk pengambilan gambar maupun untuk merekam. (Fauzi, 2009).
Pada proyek ini
digunakan remote kontrol arah dengan memanfaatkan tombol pushbutton sebagai
pengirim instruksi/perintah pada robot. Untuk mengontrol arah
pergerakan/navigasi pada robot, tombol pushbutton yang digunakan dihubungkan
dengan kabel ke mikrokontroler. Kabel disini berfungsi sebagai media penghantar
instruksi dari pushbutton ke mikrokontroller. Cara kerja kontrol pushbutton ini
berdasarkan pada ada tidaknya penekanan tombol. Jika salah satu tombol ditekan
maka kabel akan mengirimkan sinyal pada input mikrokontroller. Setelah
itu perintah diolah pada mikro kemudian digunakan untuk mengaktifkan driver
motor. Driver akan menggerakkan motor berdasar fungsi pada kontrol pada
tombol.
2.2.4
Mikrokontroler
Mikrokontroler
ialah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk mengatur gerak robot
dengan cara diprogram. Mikrokontroler ini juga disebut sebagai sebuah otak dari
robot karena dengan mikrokontroler inilah robot dikendalikan. Mikrokontroler
yang saat ini menjadi favorit ialah jenis AtMega8535
(gambar 2), AtMega16, atau AtMega32.
IC mikrokontroler AtMega8535 dan sejenisnya ini dapat diisi program hasil
kompilasi sebuah bahasa pemrograman yang disebut C AVR. Mikrokontroler
AtMega8535 memiliki 40 pin (kaki) (Uro, 2008).
Gambar 3. Mikroktroler ATMega8535
Sumber: http: //s.itb.ac.id/ home/ fuadfajri@students.itb.ac.id
2.2.5 CMPS03 Modul
Magnetic Compass
Dalam mengontrol
sistem navigasi/pergerakan suatu robot bawah air,diperlukan suatu sensor posisi
untuk mengetahui dimana dan kemana arah robot yang akan kita kendalikan. Jadi
dengan penggunaan sensor posisi pada robot bawah air, diharapkan robot tidak
hanya bergerak maju, mundur, kanan, dan kiri saja tetapi juga harus mengetahui
arah dan posisi dari robot tersebut.
Pada proyek ini, sensor posisi yang digunakan adalah CMPS03
modul magnetik kompas, modul kompas ini didesain khusus dalam bidang robotik
untuk tujuan navigasi robot. Kompas ini menggunakan dua sensor medan magnet
KMZ51 buatan Philips yang cukup peka untuk mendeteksi medan magnet bumi. Dua
sensor ini dipasang saling bersilangan. Pada modul kompas telah dipasang
rangkaian pengkondisi
sinyal dan mikrokontroler. Sehingga kita dapat mengakses berapa derajat posisi
kompas secara langsung.
Hubungan pin-pin pada
modul kompas
. Gambar 4.
Konfigurasi pin pada CMPS03
Modul kompas
membutuhkan suplai tegangan sebesar 5VDC dengan konsumsi arus sekitar 15mA. Ada
dua cara untuk membaca posisi magnet. Yaitu melalui sinyal PWM pada pin nomor 4
atau menggunakan protokol I2C pada pin nomor 2 dan 3.
Sinyal PWM yang
dihasilkan oleh kompas merupakan sinyal yang lebar pulsanya dapat berubah-ubah.
Pulsa berlogika 1 menyatakan derajat. Lebar pulsa berlogika 1 bervariasi antara
1mili-detik (untuk 0º) sampai 36,99mili-detik (untuk 359,9º). Dengan kata lain
kompas memiliki resolusi 100μ-detik/º dengan offset sebesar
+1mili-detik. Sinyal kemudian akan berlogika 0 selama 65mili-detik. Jadi
periode sinyal PWM sebesar 65mili-detik ditambah dengan waktu sinyal yang
berlogika 1, atau
66mili-detik sampai 102mili-detik. Sinyal PWM tersebut dihasilkan oleh timer
16-bit dari prosesor pada modul kompas yang menghasilkan resolusi sebesar
1μ-detik. Sehingga disarankan oleh pembuatnya untuk mendeteksi sinyal PWM
dengan timer yang resolusinya lebih rendah dari yang dihasilkan oleh kompas.
Yakinkan bahwa pin untuk I2C, SDA dan SCL, dihubungkan ke suplai 5VDC melalui
resistor pull-up, karena pin SDA dan pin SCL tidak mempunyai pull-up.
Pin 2 dan 3 digunakan
untuk berkomunikasi dengan protokol
(bahasa) I2C untuk
mengambil nilai posisi kompas.
Gambar 2.8.
Start bit dan stop bit pin scl dan sda
Komunikasi dengan
protokol I2C pada modul kompas mempunyai cara yang sama seperti mengakses
eeprom serial tipe 24C04misalnya. Pertama kirim start-bit, alamat kompas
(0xC0) dengan bit R/W low, kemudian nomor register yang ingin diakses. Selanjutnya
diulang dengan mengirimkan start-bit, alamat kompas dengan bit R/W high
(0xC1). Kemudian isi register dibaca.Fungsi register pada CMPS03 bisa
dilihat pada lampiran Datasheet register CMPS03.
Pin I2C tidak
mempunyai resistor pull-up pada board sehingga harus ditambahkan pada jalur
komunikasi yang digunakan. Pembuat modul kompas menyarankan untuk memasang
resistor 1k8 jika diinginkan bekerja pada kecepatan 400kHz dan 1k2 atau bahkan
1k bila ingin bekerja pada kecepatan
1MHz. Modul kompas didesain untuk bekerja pada frekuensi standar (SCL) sebesar
100kHz, walaupun kecepatan sinyal clock bisa ditingkatkan sampai 1Mhz dengan
beberapa tindakan yang harus diperhatikan. Pada kecepatan diatas sekitar
160kHz, CPU tidak dapat merespon dengan cepat untuk membaca data I2C. oleh
karena itu delay
sesaat sebesar 50μ-detik harus ditambahkan diantara pengiriman alamat register.
Pin 7 adalah pin input
untuk memilih operasi kerja 50Hz atau 60Hz. Pin ini ditambahkan setelah
terlihat adanya jitter sekitar 1,5º pada output. Penyebabnya adalah sumber
listrik 50Hz pada lingkungan kerja. Dengan melakukan sinkronisasi dengan
frekuensi sumber listrik dapat dikurangi sampai 0,2º. Konversi internal selesai
setiap 40mili-detik (50Hz) atau setiap 33,3mili-detik (60Hz). Pin 7 mempunyai
resistor pull-up pada board sehingga dapat dibiarkan tidak terhubung untuk operasi
kerja 60Hz. Antara output PWM atau I2C dan proses konversi tidak ada
sinkronisasi. Output PWM dan I2C mengambil pembacaan internal yang terbaru,
yang dikonversi secara kontinu, apakah dipakai
atau tidak.
Pin 6 digunakan untuk
mengkalibrasi kompas. Pin ini memiliki resistor pull-up pada board sehingga
dapat dibiarkan tak terhubung setelah melakukan kalibrasi. Pin 5 dan pin 8
tidak dihubungkan. Sebenarnya pin 8 merupakan jalur reset dan memiliki resistor
pull-up pada board. Disiapkan untuk memprogram mikrokontroler yang terpasang
pada board.
2.2.6 Komunikasi Serial
Pada komunikasi serial
data yang dikirimkan berbeda dengan cara pengiriman pesan secara parallel. Jika
pada parallel data bit yang dikirimkan itu lebih dari satu bit dan dikeluarkan
dalam waktu yang bersamaan. Namun pada serial hanya ada satu bit data yang akan
terkirim dalam satu waktu.
Dalam pengiriman data
secara serial membutuhkan sinkronisasi antara pengirim dan penerima agar
data bisa dikirim dan diterima secara benar. Ada 2 mode komunikasi dalam
serial yaitu mode sinkron dan mode asinkron. Pada mode sinkron data
dikirim bersamaan dengan sinyal clock sehingga antara satu karakter dan
yang lainnya memiliki jeda waktu yang sama. Sedangkan pada mode asinkron
data dikirim tanpa sinyal clock. Hal itu menyebabkan karakter yang
dikirimkan dapat sekaligus atau beberapa karakter dengan jeda waktu yang
berbeda. Hal itu dikarenakan pada mode asinkron pengiriman data yang
tidak melalui sinyal clock sehingga antara satu karakter dan karakter
yang lainnya tidak ada waktu yang tetap. Bit bit data yang dikirim dapat
diterima kapan sata oleh penerima. Namun untuk menyinkronkan data maka
diberikan bit-bit penanda awal dari data tersebut dan penanda akhir di kedua
sisi baik penerima maupun pengirim. Format data komunikasi serial terdiri dari
parameter – parameter yang dipakai untuk menentukan bentuk data serial yang
dikomunikasikan, dimana elemenelemennya terdiri dari :
1. Kecepatan
mobilisasi data per bit (baud rate).
2. Jumlah bit data per
karakter (data length) .
3. Parity yang
digunakan untuk menjaga integritas data.
4. Jumlah stop bit
dan start bit.
2.2.7. Pemrograman
Bahasa C
Akar bahasa C adalah
bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richards pada tahun 1967. Bahasa C
adalah bahasa standart, artinya suatu program yang ditulis dengan versi bahasa
C tertentu akan dapat dikompilasi dengan versi bahasa C yang lain dengan
sedikit modifikasi. Beberapa alasan mengapa bahasa C banyak digunakan, diantaranya
adalah sebagai berikut ini :
1. Bahasa C tersedia
hampir di semua jenis komputer.
2. Kode bahasa C
sifatnya portabel.
3. Bahasa C hanya
menyediakan sedikit kata – kata kunci.
4. Proses executable
program bahasa C lebih cepat.
5. Dukungan Pustaka
yang banyak.
6. C adalah bahasa
yang terstruktur.
7. Selain bahasa
tingkat tinggi, C juga dianggap sebagai bahasa
tingkat Menengah.
8. Bahasa C adalah
compiler.
> Struktur Penulisan Program C
Struktur dari program
C dapat dilihat sebagai kumpulan dari sebuah atau lebih fungsi – fungsi. Fungsi
pertama yang harus ada di program C sudah ditentukan namanya, yaitu bernama
main(). Suatu fungsi di program C dibuka dengan kurung kurawal ({) dan ditutup dengan
kurung kurawal tertutup (}). Diantara kurung kurawal dapat dituliskan statemen
– statemen program C. Berikut ini adalah struktur dari program C.
1. Tipe-tipe dasar
Data merupakan suatu
nilai yang bias dinyatakan dalam bentuk konstanta atau variabel. Konstanta
menyatakan nilai yang tetap, sedangkan variabel menyatakan nilai yang dapat
diubah- ubah selama eksekusi berlangsung.
Data berdasarkan
jenisnya dapat dibagi menjadi lima kelompok,
yang dinamakan sebagai
tipe data dasar. Kelima tipe data dasar adalah:
• Bilangan bulat (integer)
• Bilangan real
presisi-tunggal
• Bilangan
real-presisi ganda
• Karakter
• Tak bertipe (void)
Tabel di bawah
memberikan informasi mengenai ukuran memori yang diperlukan dan kawasan dari
masing – masing tipe data dasar.
Tabel 2.1. Ukuran
memori untuk tipe data
Tipe
|
Total
|
Bit
|
Kawasan Keterangan
|
char
|
8
|
128 s/d 127
|
Karakter
|
int
|
32
|
-2147483648 s/d
2147483647
|
Bilangan Interger
|
float 32
|
32
|
1.7E-38 s/d
3.4E+38
|
Bil. Real - presisitunggal
|
double
|
64
|
2.2E-308 s/d
1.7E308
|
Bil real
presisi-ganda
|
2. Operator
Operator atau tanda
operasi adalah suatu tanda atau simbol yang digunakan untuk suatu operasi
tertentu. Operator untuk operasi aritmatika yang tergolong sebagai operator
binary adalah :
• ( * ) Perkalian
• ( / ) Pembagian
• ( % ) Sisa Pembagian
• ( + ) Penjumlahan
• ( - ) Pengurangan
Adapun operator yang
tergolong sebagai operator unary
• ( - ) Tanda Minus
• ( + ) Tanda plus
3. Fungsi- Fungsi Umum
yang Sering Digunakan Menampilkan data
• Fungsi printf()
Fungsi
printf() merupakan fungsi yang paling umum digunakan dalam menampilkan data.
Berbagai jenis data dapat ditampilkan ke layar dengan memakai fungsi ini.
• Fungsi putchar()
Fungsi putchar() digunakan
khusus untuk menampilkan sebuah karakter di layar. Penampilan karakter tidak
diakhiri dengan perpindahan baris. Contoh : Putchar (‘A’);
Menghasilkan keluaran
yang sama dengan
Printf (“%c”,’A’);
Memasukkan Data dari
Keyboard Data dapat dimasukkan lewat keyboard saat eksekusi berlangsung. Untuk
keperluan ini, C menyediakan sejumlah
fungsi, diantaranya
adalah scanf() dan getchar().
• Fungsi scanf()
Fungsi scanf()
merupakan fungsi yang dapat digunakan untuk memasukkan berbagai jenis data.
• Fungsi getchar()
Fungsi getchar()digunakan
khusus untuk menerima masukan berupa sebuah karakter dari keyboard.
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat perancangan serta
pembuatan remotely operated vehicle (ROV)
dimulai pada tanggal 12 September 2011 sampai 12 Desember 2011, bertempat di
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (bengkel), Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Alat – alat yang akan digunakan dalam pembuatan rov, antara
lain : gergaji besi, gerinda, amplast, meteran, timbangan, solder, sucker solder,
DMM, power supply,microkit, downloader, komputer atau laptop.
sedangkan bahan yang dibutuhkan antara lain : ATMega 8535, motor DC, propeller,
PCB, driver motor, resistor, saklar, joystick, kabel jumper, kabel, timah solder, pipa PVC (1/2”, 2”), sambungan pipa
PVC (“L” dan “T”), penutup pipa PVC (1/2” dan 2”), aqua botol bekas, lem pipa
PVC, lem silicone, tali pengikat.
3.3 Diagram Alir Prosedur Kerja
Mulai (start)
|
Selesai (finish)
|
Pembelian bahan -bahan ROV
|
Apakah berhasil?
|
T
|
Y
|
Y
|
ROV jadi dan
selesai
|
Apakah berhasil?
|
T
|
Uji ROV
|
Alat dan
Bahan ROV
|
Pembuatan rangkaian elektronika (motor & driver,
joystick, saklar dan kabel), dan
pemrograman
|
Apakah berhasil?
|
Pembuatan kerangka ROV
|
Apakah berhasil?
|
Penggabungan & penempatan motor pada
kerangka ROV
|
Apakah berhasil?
|
Penggabungan & penempatan motor pada
kerangka ROV
|
Apakah berhasil?
|
Penentuan dan uji neutral bouyancy ROV
|
Apakah berhasil?
|
Pengecekan rangkaian elektronika dan
pemrograman
|
Apakah berhasil?
|
Y
|
Y
|
Y
|
Y
|
Y
|
Y
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
DAFTAR PUSTAKA
Dameitry, Ashlih. 2011.
Pengendali 3 Motor ROV. http://www.workshopitb. com/?page_id=420 [10 September 2011]
Fattah, Feby Nur. 2009. Robot
Bawah Air Lebih Efisien. http://robotika. blog.gunadarma.ac.id/?p=106 [10 September
2011]
Fauzi, Muhammad Nurul. 2009.
Sistem Navigasi Pada Wahana Bawah Air Tanpa Awak.
http://www.eepis-its.edu/uploadta/downloadmk.php?id=864 [11 September 2011]
Hidayat, Dicky. 2008. Robot
Line Follower. http: //s.itb.ac.id/ home/ fuadfajri@students.itb.ac.id /
Briefcase/Public/Elektron/Desain.pdf [
11 September 2011]
Uro, T. 2008. Mikrokontroler
dan Robotika. http://library.gunadarma.ac.id/
abstraction_20105085-ssm_filkom.pdf [11 September 2011]
Tim Workshop
KRI, KRCI (2007) : CMPS Modul Magnetik Kompas. EEPIS, Indonesia
Menurut saya sangat memungkinkan bagi suatu ROV untuk mempunyai Sensor Sonar, Kamera, dan Grab Sampler sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan beberapa pekerjaan dan memudahkan seorang yang sedang survei bawah laut.
BalasHapus